Daftar Kategori Blog

Minggu, 05 Juli 2020

Refleksi Seorang Ibu dan Anak

Sebagai seorang ibu baru, saya belajar untuk menjadi ibu yang baik untuk anak - anak saya. Beberapa teori parenting juga saya ikuti. Beberapa seminar dan buku parenting juga saya baca. Intinya saya ingin Allah melihat cara saya mendidik dan cara saya mencari ilmu dalam mendidik anak dan mencari referensi terbaik dalam mendidik titipannya. Walau saya tahu, cobaan itu akan datang walau sebaik apa kita mencari ilmu.Tapi semoga ini merupakan ladang pahala dan selama kita ihtiyar maksimal semoga dilancarkan dan diridhoi. Sebagai seorang ibu memang susah untuk menerapkan semua jenis parenting yang ada. Mulai komunikasi, pemahaman anak, cara belajar dan lainnya. Emosi dan Kelelahan kadang membuat kita abai dan tidak melakukan semua itu. Tetapi, saat kita sadar akan salah, kita mau memperbaiki diri baik dengan cara memperbaiki komunikasi atau dengan bantuan pihak ketiga untuk menengahi masalah sehingga semua akan kembali normal. Langkah awal introspeksi dan memperbaiki diri ini juga ada rujukan bertanya ini penting bagi saya sebagai seorang ibu. Selain Me Time untuk agar meningkatkan kewarasan akan banyaknya aktifitas dan tanggung jawab sebagai ibu dan istri. Juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan beribadah dan beramal sholeh. Mengakui kesalahan + Mencari solusi + Mendekatkan diri pada Allah + Me Time itu adalah kunci dari keberhasilan mendidik anak. Tidak semua teori bisa dilakukan dan tidak semua ibu sempurna, tetapi yang penting bagi kita sudah melakukan yang terbaik.Melakukan yang terbaik itu dari sisi orang yang ahli ( psikolog, ustadz/ustadzah pemuka agama ) bukan dari individu pribadi. Ada yang salah, perbaiki, tingkatkan.

Sebagai seorang anak, saya hanyalah anak yang minta disayangi. Diajak bicara dan dihargai. Bukan hanya diberi makan, diberi pakaian, disekolahkan juga diberi segudang fasilitas dan segudang aturan rutinitas. Untuk sesuatu yang berhubungan dengan psikologis dan emosi kejiwaan, diharapkan untuk mencari sendiri karena fasilitas sudah ada. Walau ada dengan aturan dan rutinitas yang membuat batasan dari sisi sosial sehingga tidak salah dalam mencari teman dan lingkungan, tetapi kekosongan jiwa, kemandirian dan kedewasaan itu tidak terbentuk dengan sempurna. Ini yang terkadang saya sebagai seorang anak terjebak dalam inner child saya yang membuat saya kurang bijak dalam menyikapi anak2 saya juga mudah emosi. Inner child inilah masalah saya. Saya harus dapat memaafkan kesalahan pengasuhan orang tua dimasa lalu. Saya sadar, saya sendiri mungkin saat menjadi ortu nanti juga tidak sempurna. Tetapi paling tidak saya akan menyadari kesalahan dan memeperbaikinya. Memang harus berfikir maju kedepan. Berfikir soal anak dan keluarga mau dibawa kemana ini keluarga karena nenek dan kakek tidak akan membantu untuk mengawasi dan bertanggung jawab terhadap cucu cucunya.

Pengalaman menjadi seorang anak, kemudian sekarang menjadi seorang ibu juga seorang istri yang memiliki banyak tanggung jawab baru, membuat semakin dewasa dan bijak menyikapi hidup. Membaca kisah nabi, istri nabi, sahabat nabi dan orang lain membuat kita mengetahui dan menjalankan hidup lebih bermakna karena hidup itu sementara. Lelah memang tetapi harus dijalani. Tanya pada diri sendiri mau apa kamu agar kamu lebih baik. Mau apa kamu agar kamu bisa berfikir baik. Mau apa kamu agar kamu bisa menjalankan tugas dengan baik.

Semoga menjadi refleksi diri saya. Saya ini manusia biasa yang punya keterbatasan dan kesalahan. tetapi selama masih bisa bangkit dan mencoba, semuanya InsyaAllah diridhoi.


0 komentar:

Posting Komentar

 

HAPPY MOMMY STORIES Template by Ipietoon Cute Blog Design