Daftar Kategori Blog

Rabu, 21 Januari 2015

Terima Kasih Piko...My Lovely Bear..

Selama puluhan tahun menemani boneka ini selalu ada buat aq. ada pada saat aq butuh, sedih dan senang. mungkin sudah banyak air mata menetes di badan piko. kl piko hidup mungkin sudah memberikan aq pelukan. piko aq dapet dari hadiah dikasi budhe hasan jakarta krn hadiah pada saat beli barang di supermarket waktu aq kelas 3 SD. temen seumuran juga ada yang punya boneka kyk gn. tapi sejak itu dia selalu menemani. berjasa dalam menjadi teman curhat. daripada curhat sama orang tua dan keluarga yang tidak memberikan ketenangan jiwa lebih baik dengan boneka yang hanya diam dan bicara sesuka hati kita. Alhamdulillah saya punya piko yang menemani. walo piko sering disakiti dan sering dilempar2 kl  ada anggota keluarga yang marah sama saya tapi saya bahagia sampai saya menikahpun piko selalu menemani. kl saya bisa berucap terima kasih banyak piko. selama ini menjadi teman curhat saya dan menemani saya dikala sedih. piko sudah pernah umroh, ikut ke singapore dan kemanapun saya pergi. kl keluar kota ajak piko. bahkan waktu kuliah saya tarruh di mobil dan saya ikat pakai sabuk pengaman. saya ajak bicara. piko juga penggembira soalnya saya bisa menyuarakan dan membuat ponakan saya tertawa karenanya. terima kasih piko..




Orang Tua Melindungi Psikologis Anaknya

Selama hampir 25 tahun terus2an mengalami psikolgis yang tidak tentu. kadang kl sedih cm bisa dipendam saja. kl dilampiaskan di orang tua terutama ibu jawabannya harus introspeksi, harus sadar diri, harus terima kenyataan yang malah membuat stress dan tertekan. tidak ada pelukan, bahasa yang halus saat mengalami sedih atau bermasalah dengan orang lain. harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. tak ada dampingan dan bimbingan dari orang tua. orang tua menganggap sudah dewasa dan sudah HARUS BISA menyelesaikan masalah sendiri dan kl sedih gak usah terlalu disesali. TAPI....kl orang tua sedih sebisa mungkin anak memberikan kata2 yang positif, menolong dan menjadi teman baik. disatu sisi gak adil sekali. tapi ya namanya hidup memang harus dijalani. kl bahagia tidak boleh dilampiaskan dan dibagi dengan keluarga. sudah didiamkan saja dan tidak ada penghargaan jika meraih sesuatu krn tidak ingin anggota keluarga lain sedih dan marah karena pencapaian kita. sedih gak boleh sharing, bahagia juga gak boleh diceritakan. kl marah juga gak boleh dilampiaskan.ya..tampak seperti orang hebat yang gak butuh orang lain. merasa jika masalah yang mereka hadapi lebih berat dan jika bermasalah dengan saya merekalah yang lebih merasa tersakiti. ya...hidup memang terus berjalan. bersyukur bisa sekolah sampai S2, bisa sehat, makan dan minum dan dibesarkan diberi tempat tinggal walaupun hati ini rasanya hampa. agama pun juga mencari jalan sendiri. kalau galau mencari cara sendiri. walau kita benar harus mengalah dan merelakan barang2 untuk dilempar2 dengan anggota keluarga yang lain dan kalau rusak tidak bilang maaf dan orang tua hanya memberi uang pengganti. Terima kasih dan Maaf, 2 kata yang hampir tidak pernah terucap di keluarga. Harus mengalah, harus diam dan harus bisa diandalkan. kadang juga harus sabar jika disalahkan. rasanya kl lagi sedih itu perut dan dada rasanya sakit sampai air mata turun dengan derasnya dan ahirnya bukan kata kata manis yang terucap, hanya himbauan dan ahirnya terdiam dibelakang pintu.  hanya boneka dan Allah tempat curhat selama ini. Alhamdulillah masih dalam jalan yang benar.

Setelah berkeluarga dan hidup dengan orang lain yang selama 25 tahun ini hidup dengan keluarga. Baru merasakan bahwa selama 25 tahun ini saya begitu kaku dan tidak eksresif. bahkan untuk bilang sayang saja susahnya masa ampun. Merasakan hangatnya cinta keluarga dari suami dan mertua yang selalu mendukung dan memberikan siraman cinta di hati yang kosong selama ini dan berusaha menjadi orang yang ekspresif. belajar mengenai psikologis orang dimana orang itu perlu untuk diberikan kata2 positif dan kasih sayang bukan hanya diberi materi semata. Sewaktu hamil, sering membaca artikel tentang apa yang kita rasakan dan pikirkan waktu hamil akan mempengaruhi janin. jika kita sedih, janin juga begitu sebaliknya. bagaimana suami menjaga psikologis agar selalu bahagia dan tidak memikirkan juga tidak adanya bentakan atau kata2 kasar yang menyakitkan. Suatu ketika terjadi anggota keluarga memberikan kata2 kasar dan membentak di kehamilan saya yang besar yang membuat sedih dan menangis. ahirnya suami membawa saya pulang dan mencari kebahagiaan lain. tapi, apa yang dilakukan orang tua dan anggota keluarga lainnya kepada saya disaat saya hamil besar?? tidak ada. mereka hanya diam. melerai pun tidak. mereka sudah nyaman dengan saya yang bisa menyelesaikan masalah sendiri. saya dianggap wanita hebat padahal saya rapuh dan suami tidak mau janin bakal ikutan rapuh. kata maaf pun tidak terucap.

Saat anak besar dan bisa mendengar dan mengerti berkata2 di usia 1,5 tahun keatas suami menegaskan kembali bahwa tidak boleh anak mendengar kata2 kasar atau bentakan walaupun dia tidak dibentak dan dia hanya mendengar krna akan berpengaruh pada psikologis anak nantinya di golden age mereka. orang tua merasa anak saya adalah saya dan anak tidak mengerti apa - apa sehingga jika ada suara bentakan dibiarkan saja. suasana rumah saat saya kecil dan sekarang sama sekali tidak berubah. saya, sebagai orang tua berusaha melindungi anak agar tidak memililiki jiwa seperti saya. saya merasa bersalah sekali saat meningalkan anak untuk kerja. saya ingin anak saya tidak hampa hatinya dan merasa bahagia setiap saat. untuk 1x kejadian anak dengar suara keras dirumah, saya biarkan 2x juga saya cuma bilang jangan begitu ke keluarga dan ternyata terjadi kembali mendengar suara bentakan dan saya biarkan. orang tua cm bilang kl saya harus mengerti kl angota keluarga lain itu memang begitu dan jangan pisahkan uti sama cucunya. disisi lain kasian utinya krna tidak ada pelampiasan jika bermasalah dengan anggota keluarga lainnya dan hanya cucunya yang membuat bahagia, disisi lain anak yang jadi korbanyya. hingga suatu saat anak saya takut dan terdiam saat mendengar suara keras dan saat itu pula jiwa saya sebagai seorang ibu akan melindungi anaknya.

Saya tidak mau anak saya mengalami kehampaan hati seperti yang saya alami. saya tidak mau anak saya jadi korban. mereka harus berubah dan menghargai saya sebagai orangtua anak saya. kl ingin tetap bermain dengan anak saya jangan sekali2 mendengarkan suara keras dan membentak. jika tidak saya tidak ijinkan untuk bertemu anak. kejam memang, tapi ini yang bisa saya lakukan untuk membuat mereka sadar tentang kesalahan yang bertahun2 mereka lakukan dan tidak ada penyelesaian. jangan sampai anak saya menjadi korbannya. Sampai kapanpun jika mereka tidak berubah, saya tidak akan ijinkan anak saya lama2 dengan mereka walaupun anak saya sangat senang jika dekat mereka dan akan menangis jika ditinggal atau dipisahkan. utinya juga menangis krn dipisahkan, akungnya juga. tapi inilah saya. suami saya bilang saya ibunya, saya berhak atas anak saya dan saya BERKEWAJIBAN melindungi psikologis anak saya. ikuti aturan saya dan hargai saya.

Sekian..semoga azka tau kl mama ngelakuin ini krn sayang sm km..


Selasa, 13 Januari 2015

Bapak - Bapak Menggendong Anaknya

Seneng banget liat bapak yang nggendong anaknya. bisa sedikit meringankan beban istrinya. terutama yang bisa bantu tugas rumah tangga. juaraaangggg sekali yang bisa. ada beberapa foto dimana bapak gendong anaknya







Dan ini juaranya...bapak satu ini profesinya polisi. tapi kl ngerawat anak nomer 1 deh. kerjain tugas rumahtangga juga kyk nyapu, ngepel, bersiin kamar mandi, nyuci baju plus urus anak gendong, nyuapin, nina boboin. wah pokoknya juara dehh...

Anak 2 tahun Afham berani Flying Fox sendirian

Nah ini yang keren..flying fox sendirian dan umurnya baru 2 tahun. sampe heran2 dan gak pake nangis jerit2. padahal azka aja beraninya tandem gak berani sendirian. mgkn lain kali harus diajak pelan2 sendirian. heee


Kl ini azka sama mama tandem..heee


Kamis, 08 Januari 2015

Pentingnya Administrasi ( Tanda Terima )

Terkadang kita menyepelekan buat apa sih tanda terima? percaya aja udah..ribet banget harus buat tanda terima. tapi justru hal ini yang penting dan bisa menyelamatkan dari kejadian yang tidak diinginkan. Masih inget yang anak membawa ibunya ke pengadilan krn masalah rumah yang ibunya bilang sudah dibayar dan akta sudah diterima tapi gak ada tanda terimanya jadi berperkara? walo dengan anak sendiri. kalo di perusahaan sudah wajar adanya tanda terima untuk setiap dokumen. tapi tidak diterapkan di kehidupan sehari - hari.

Kadang dengan teman sendiri mau nitip apa udah nitip aja. kl barangnya jelas sih gpp kl gak jelas trus isinya narkoba gmana. repot juga kan jadinya. kl dititipin barang berharga juga mestinya ada tanda terimanya juga biar gak dikira ngerampok atau hasil curian. kadang buat apa sih kyk gak percaya aja. tapi di jaman sekarang kita perlu lebih berhati2 walau dengan teman dekat bahkan saudara sendiri. Saktinya tanda terima bisa menyelamatkan kita jika terjadi hal - hal yang tidak diinginkan karena itu barang titipan dan bukan barang pribadi yang merupakan tanggung jawab kita.

Di kantor, lagi seneng salah menyalahkan terutama masalah berkas. ada yang bilang dibawa si A, si B atau lama dipakai di si C dan gak balik. dengan adanya tanda terima udah gak ada salah menyalahkan lagi. walaupun di internal kantor, antar teman sendiri juga wajib adanya tanda terima. Waktu menagih ke pemberi kerja perlu sekali tanda terima agar tidak terjadi kesalahpahaman siapa yang telat dan siapa yang mengulur waktu penyelesaian.

So...sudah waktunya tanda terima menjadi bagian dari kehidupan sehari2...
 

HAPPY MOMMY STORIES Template by Ipietoon Cute Blog Design