Daftar Kategori Blog

Sabtu, 30 Oktober 2021

Sebelum salahkan anak, Salahkan orang tua dulu

 Mendengar anak saya berkata " Ma, aku sudah berusaha. I've done my best. Tetapi, nilaiku nggak bagus " dengan tatapan mata yang sedih, tetap dimarahi karena malas, karena dianggap tidak bisa. Padahal, coba dengarkan dari sisinya. Terkadang kita sebagai ortu meminta anak sempura, padahal kita hanya memberi mereka makan, minum, vaksin, rumah dan baju saja. Hati mereka kita jarang memahami. Padahal anak tidak minta dilahirkan, kita yang berdoa agar mereka lahir. Tidak ingatkah saat kita berdoa dimalam hari meminta agar diberikan keturunan, tidak ingatkan ibadah kita , doa kita ihtiyar kita demi anak yang berdiri didepan kita dan kita tidak mendengarkan keluh kesahnya. 

Ayo ibu, bapak, memang anak salah, tetapi apakah kita sudah jadi ortu yang baik. Jangan - jangan kita yang terlalu menuntut hak tetapi belum sepenuhnya memberikan kewajiban kita sebagai orang tua. Atau malah menyalahkan karena kok diberikan anak yang begini. Ini malah yang tidak baik, anak tidak bisa memilih. Semua yang dipilihkan Allah itu yang terbaik. Mungkin kita yang ihtiyarnya kurang.

Kalau anak usia sekolah, ajak mereka bicara. Berikan kurikulum yang disepakati orang tua dan hasil yang diinginkan. Sesuaikan dengan kemampuan anak. EValuasi berkala juga. Mirip seperti HRD di perusahaan. Kalau di perusahaan ada coaching, kitalah yang mengcoaching anak kita. Pakai metode yang ada, evaluasi performance nya. Kembangkan dan tingkatkan kemampuannya. Kita adalah manajer HRD dan anak adalah pegawai kita. Jadikan kita ortu yang dipecaya, yang mengayomi. Jadikan anak kita percaya dengan kita, jangan minta hak dulu, perbaiki cara kita dulu, perbaiki diri kita dulu. 

Kita memang terkadang terjebak dengan kesalahan pengasuhan masa lalu, tetapi lihat anak kita. Apakah kita tidak ingin menjadikan dia anak yang sempurna. Anak yang lebih baik dari ortunya. Apakah kita akan diam saja menjalani tanpa ilmu dan menganggap semua takdir. Ubahlah yang salah, mulai dari dirimu sendiri. 

Efek Keluar dari Lingkaran Toxic

 LEGAAAA.....

Itu yang dirasakan pertama kali merasakan bebas, keluar dari lingkaran toxic. Dimana selalu disalahkan, selalu harus kuat, selalu harus terlihat gembira, tidak pernah diajak diskusi dan wajib selalu menurut dengan segala alasan. Hati ini selalu dibuat was was dan khawatir. 

Tetapi, ternyata tidak semudah itu menghilangkan luka toxic. Menjadi takut melangkah, terlalu banyak pertimbangan, selalu khawatir, selalu merasa apa yang terjadi karena karma, menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa berfikir maju. Perlu healing waktu yang lama untuk menghilangkan luka ini, walau masih terbawa sampai sudah berkeluarga. 

Iya, tidak bagus memiliki ibu yang masih punya luka pengasuhan, belum bisa move on. Kalau memaafkan memang memaafkan, kalau silaturahmi dan menjalankan kewajiban iya tetap, tetapi rasa dalam hati ini, ketakutan ini, kegelisahan ini tetap selalu ada. Overthinking ini juga. Mau menyalahkan juga buat apa. Tidak akan pernah bisa merubah keadaan. 

keluar kota, tinggal yang jauh disana memang pilihan bijak. Bahagia, damai rasanya. Walau terkadang senyum terpampang, tetapi luka dalam hati terkadang datang. Mendengar suara saja sudah parno duluan. Rasa hati pingin diruqyah aja, pingin tes ini itu, ke psikolog karena menyalahkan diri sendiri, tetapi lepas dari bekas lingkaran toxic sungguh sangat berat. 

Anak - anak adalah semangat utama. Bekerja juga menghilangkan sementara, tetapi tidak menyelesaikan masalah. Kalau dibiarkan, fisik ini bisa lelah juga dan itu tidak baik. Tahu semua konsekuensi ini, tetapi memang susah melepas bekas lingkaran toxic ini. 

Time will heal, tetapi kapan waktu itu datang saat healing, tidak tahu. Kurang iman, kurang doa, kurang ihtiyar, terlalu lebay dan baper, itu yang selalu terngiang2. Seakan walau tidak ada yang menunjuk kesalahan, kesalahan itu terbayang. Padahal juga tidak ada yang berkata begitu. Semua karena luka lingkungan toxic. Semakin kita sakit, tidak memaafkan, tidak melepaskan, akan semakin lama kita pulih dan semakin lama dosa orang yang membuat kita dalam lingkungan toxic. 

Rasanya ingin teriak didepan orang toxic itu dan berkata semua karenamu, tetapi tidak akan merubah apa2. Bahkan, belum apa2 juga akan nangis sampai nafas sesak duluan. Begitulah hidup,  maunya apa coba.

Efek pandemi juga membuat interaksi tatap muka menjadi minim, hal ini juga membuat healing lebih lama. Rasa ingin berbagi ke orang lain dan mendengar keluh kesah orang lain juga khawatir. Khawatir kalau kita membawa virus ke orang lain. Overthinking udah jadi makanan sehari2. Entah sampai kapan. Harus dilawan, harus move on. HARUS. Jangan biarkan orang toxic itu menang dan tertawa karena kamu kalah. 


Senin, 25 Oktober 2021

Jangan Jadikan Orang Yang Kau Anggap "Tidak Sukses " tetapi dia dahulu juara kelas, sebagai TESTIMONI

Yang dulu juara kelas, sekarang jadi apa?? sering nggak sih denger ini. Eh ternyata yang juara kelas jualan aja, g punya rumah dan mobil. dianggap hidupnya susah. Eh yang dulunya nggak pernah masuk kelas, sengannya nongkrong, sekarang jadi pejabat dan punya rumah dan mobil mewah. Jadilah anak2 yang tidak rajin ini yang dibanggakan dan yang rajin menjadi terhina, sehingga dijadikan testimoni. Si A ini lo dulu juara 1, sekarang dia dirumah aja. Ini dibawa kemana mana dan digaungkan ke seluruh alumni. Dia yang malas malah jadi pejabat. Semua menertawakan dan menganggap sukses itu tidak perlu rajin dan pintar. 

Mereka lupa soal ahirat. Soal apa yang km gunakan di masa mudamu, atas usiamu. Kalau kamu malas, walau sekarang sukses, jangan lupa, sebelumnya akan diperhitungkan juga. Rajin itu adalah keharusan karena tanggung jawab ahirat agar kita memaksimalkan waktu di dunia untuk menuntut ilmu. Tetapi, manusia hanya melihat hasil ahir, melupakan proses yang merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Mendewakan uang, jabatan tetapi melupakan proses yang panjang. 

Mereka juga lupa, anak - anak mereka juga diminta nilainya bagus, diminta sekolah dan diminta berprestasi. Tidak diperbolehkan untuk nongkrong dan malas - malasan seperti orang tuanya dulu. Apa tidak malu dengan perkataan yang tidak sejalan dengan kenyataan.

Kalau kamu rajin saja belum tentu sukses, apalagi yang malas. Dirimu sendiri juga takut kan sekarang kalau kesuksesan itu tiba2 hilang karena rasa malas yang ada dulu saat sekolah, muncul kembali? karena rajin itu kebiasaan yang akan terbawa walau orang lain mengatakan dirimu "tidak sukses" termasuk mindset dan adab apalagi yang terbentuk dari kecil, tidak akan hilang. 

Jangan pernah menghina seseorang karena kau lihat dari sisi dunia. Karena proses itu juga bernilai. Budaya dan adab baik yang terbentuk, tidak akan menghilang. Hal baik akan terus tertanam. Hal buruk bisa saja muncul kembali kalau kebaikan dan taubat tidak terus menerus. Jangan pernah menyalahkan takdir, jangan mencaci hanya karena orang lain itu baik dan bernasib buruk dari sisimu. Jangan pernah meremehkan ihtiyar, walau yang kau lihat hanya hasil dunia. 

Tetaplah berbuat baik, karena hal baik akan tetap ada dan akan menjadi tabungan ahirat. Janganlah  menghina orang dengan  menjadikan testimoni dan bahan lucu2an atas nama kesuksesan. Jangan senang menghina orang atas nama baper. Adab itu penting dibandingkan pencapaian duniamu. Ingat dunia itu sementara dan ahirat itu nyata. 


Rabu, 20 Oktober 2021

Hidup keras boss

 Dari judul sudah dipastikan banyak masalah yang terjadi di kehidupan. Terkadang tidak ada masalah dengan keluarga kecil, tetapi ada dengan kantor, dengan saudara. Begitulah kehidupan, terkadang kita bisa memberikan solusi untuk orang lain, tetapi kita sendiri ternyata tidak bisa mengobati diri sendiri. Kita tahu dan paham jawabannya, tetapi seperti berat untuk melangkah menyelesaikan dan memiliki motivasi. Sudah melihat kebawah, berusaha bersyukur, juga motivasi belum ada. Sudah berusaha mendekat ibadah, tetapi mungkin belum ada jawaban. Hidup terus berjalan, tidak akan ada yang peduli. Oleh karena itu jangan terlalu berharap kepada orang. 

Paling sebel memang bertemu dengan orang bebal, toxic, dzolim di lingkungan kita dimana kita tidak bisa menghindar. Bukan kita yang salah, tetapi kita berada di tempat yang salah. Tetapi untuk pergi begitu sukar dengan satu atau dua alasan penting. Kita tetap tersenyum, tetap beraktifitas tetapi didalam ini rapuh. Mau minuman segunung, makanan segunung juga hati ini ada yang kosong. Rasa tidak puas dan tidak bersyukur, kita meminta orang lain berubah, padahal itu tidaklah mungkin. Hidup itu keras, pergi menjauh atau tinggal tapi jangan mengeluh.

Bisajadi kita tersiksa sampai meninggal. Walau orang melihat seseorang bisa punya pilihan lain yang lebih baik untuk dirinya, tetapi dia memilih mengorbankan hidupnya. Tidak ada yang salah, semua pilihan. Saat memilih tidak bisa mundur atau meralat. Yang ada kita memperbaiki. Semua ada konsekuensi, begitulah hidup. 

Sudahi mengeluhmu, jalan dan perbaiki hidupmu. Tetapbaik walau orang lain berbuat dzolim dan baik - baik saja. Bahkan orang lain iri dengan apa yang kau miliki dan berharap buruk pada dirimu karena penyakit hati pada dirinya. Iya, itu susah tapi kenyataan. Mau nangis sampai jelek, life must go on. Sudahi sedihmu, tetaplah maju. Karena suatu saat, kamu akan berhenti. Kamu akan mengahiri semua ini. Tetaplah berjalan, perbaiki diri, perbaiki ibadah dan tetap berbuat baik. Wajib semangat, wajib terus berjalan agar tidak tergerus dengan dunia. 


Senin, 11 Oktober 2021

Tips Aman Untuk Anak Bermain Minecraft

Minecraft, game yang booming terutama saat pandemi. Banyak anak yang bermain games ini selama lockdown dan SFH sebagai pengisi waktu luang. Game ini berasal dari Swedia. Permainan ini merupakan permainan menyusun, menghancurkan dan menempatkan block. Pada permainan ini meurpakan cara melindungi diri dari monster, tetapi juga bisa sebagai desain dalam membuat bangunan virtual. 

Ada beberapa mode dalam minecraft : 
1.  Creative. DImana hanya bisa membangun bangunan dan desain. Pemain bisa terbang dan tidak bisa mati.
2. Survival merupakan mode bertahan. Selain membangun juga harus bertahan dari monster. Pemain tidak bisa terbang dan bisa mati.
3. Hardcore merupakan level selanjutnya dari survival
4. Advanture dimana pemain bisa menjelajahi peta pemain lain dan menyelesaikan misi dalam peta tersebut.

Net Aware merating bahwa risiko muncul kekerasan seksual pada Minecraft adalah berisiko kecil (low risk), sedangkan untuk kekerasan, perundungan, potensi pemain menggunakan minuman beralkohol, narkoba, dan perbuatan kriminal berada pada risiko menengah (medium risk). Net Aware, sebuah organisasi keselamatan berinternet di Inggris menyarankan sebaiknya anak berusia 7 tahun ke atas untuk dapat memainkan game ini.

Tips aman untuk anak saya 8th bermain minecraft : 
1. Masuk dalam mode creative selama mungkin. Pastikan dia membuat desain dan menyetorkannya kepada ortunya secara rutin dan jadikan portofolio.
2. Saat masuk ke mode survival, batasi waktunya dan dalam posisi offline sehingga tidak ada pemain luar yang masuk
3. Batasi waktu bermainnya dan jangan sampai terbawa emosi saat bermain 
4. Install minecraft craftsman agar bisa mendesain bangunan.
5. Melihat tutorial dengan output berlatih bahasa inggris dan membuat project bangunan.


#tipsminecraftanak
#tipsamanminecraft
#tipsminecraftaman
#anakminecraft
#amanminecraft
#tipsminecraft
#gameminecraft


Anak 10 Tahun Meninggal Covid karena kelalaian Guru. Apa yang bisa diambil hikmahnya?

Beberapa hari ini, ada kisah viral anak 10 tahun di USA yang meninggal covid. Ortunya shock saat tahu penyebabnya. Di USA, anak2 sudah tatap muka terbatas dan tingkat vaksinasi juga tinggi walau anak2 belum bisa vaksin. Saat masuk sekolah, ternyata guru dan wali murid ada yang tidak paham prokes dan abai. Anak yang meninggal ini, ortunya ketat prokesnya, anak ini tidak  naik kendaraan umum agar meminimalkan resiko. Tetapi, abai ada di sekolah. Walau ventilasi, jaga jarak itu sudah dilakukan, tetapi jika ada yang bergejala juga akan beresiko tinggi. 

Si anak beberapa hari setelah terpapar, badannya panas tinggi. 2 hari setelah panas tinggi, batuk berat dan sesak. Saat itu dibawa ke rs. 1 hari setelahnya meninggal dan ternyata positif covid. Ternyata si anak mengatakan bahwa dia menemani temannya yang sakit disuruh oleh gurunya. Bermain peran menjadi suster untuk menjaga temannya. 

Temannya, sehat saja. Gurunya juga tetapi sudah ada satu korban. Yang salah disini adalah 2 orang, yang pertama adalah gurunya karena sudah tahu muridnya bergejala, malah diminta murid lain menemani dan ternyata  meregang nyawa. Satu lagi adalah ortu murid yang bergejala, sudah tahu anaknya sakit, mengapa masih memaksa sekolah. Sisanya, sekolah yang harusnya paling bertanggung jawab atas keamanan guru dan siswa. 

Untuk meminimalisir penularan covid disekolah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 
1. Pengetahuan dan satu visi misi terhadap penanganan covid, prokes dan mitigasi resiko covid antara sekolah, guru, murid dan wali murid. 
2. Disiplin dalam pelaksanaan prokes antara semua pihak
3. Ventilasi dan jaga jarak diutamakan selain masker juga harus sebisanya masker medis tanpa sentuhan kontak fisik dan batasi lama waktu pelaksanaan tatap muka
4. Saat bergejala, hindari untuk masuk kesekolah dan langsung dibawa ke klinik untuk diperiksa. 

Evaluasi dan observasi pelaksanaan prokes di awal agar mengetahui apakah semua pihak paham dan disiplin demi keselamatan anak selama disekolah. Walaupun meninggal itu takdir, tetapi jangan sampai kita menjadi yang membunuh secara sengaja dan abai terhadap keamanan seseorang. 



Tidak ada yang salah dengan privilage, Bagaimana kita menyikapinya?

Beberapa waktui ini viral cuitan salah satu influencer bahwa percuma mendengarkan motivasi dari orang sukses terkenal kaya kalau dia ternyata masih punya privilage. Tidak ada yang usaha mulai dari nol atau pakai hutang dan sukses tanpa apa - apa. 

Semua berawal dari mindset. Kalau mindset kita bilang, ah percuma denger motivasi, mereka pasti sukses, wajar aku nggak sukses. Ngapain belajar ilmu dari motivasi, aku nggak punya privilage, percuma nggak akan bisa dipraktekkan. Kalau mindset kita mengatakan bahwa, biar saja yang penting ilmunya didapat dan bisa meningkatkan motivasi, tidak semua harus diikuti. 
Mindset itu satu orang dengan orang lain berbeda. 

Privilage orang satu dengan orang berbeda dan bukan hanya dari sisi modal.Kepintaran, kecantikan itu juga privilage. Manfaatkan apa yang kamu punya. Ubah mindsetmu. 

Manfaatkan ilmu dari orang yang memiliki privilage dan mau berbagi ilmunya. Ilmu itu kalau dibagi, salah satu amal jariyah yang membantu di ahirat. Lihat ilmunya dan adabnya, apa bisa dimanfaatkan sebagai ilmu yang membuat kita sukses, meningkatkan strategi kita dalam berjualan dan berusaha juga meningkatkan motivasi kita. Kita tidak bisa kuliah di luar negeri atau mengikuti seminar mahal karena biaya. Ada orang yang sharing ilmu dan pengalamannya, kenapa kita tidak mengambil ilmunya dan menerapkan dengan apa yang sesuai dengan kita. Ambil baiknya, mereka bisa mengetahui tentang bisnis, perkembangan bisnis dunia, dimana kita tidak punya akses kesana, ambil ilmunya dan serap. Jangan menganggap mereka itu tidak layak memberikan pelatihan, tidak layak sharing ilmu hanya karena mereka kaya. 

Cerita tentang usaha bisa mulai dari nol, cerita teman saya. Dia SMA perlu 1 jam perjalanan kesekolah, pulang sekolah mencari belut untuk makan keluarganya. adiknya ada 3 dan dia anak pertama. Saat datang sekolah, dia belajar. Di sela2 waktu istirahat, dia juga belajar. Dia jarang nongkrong dengan teman - teman walaupun dia juga dibayarin dengan temannya. Sesekali dia minta makanannya dibungkus untuk adik2nya. Anaknya rajin sekali dan selalu semangat. Tidak terbayang dirinya bisa kuliah. Tetapi, apa yang terjadi???? ada seorang guru yang melihat semangatnya dan adabnya, ahirnya guru tersebut membiayai kuliahnya sampai selesai. Iya, dia sukses tanpa modal. Modalnya hanya kemampuan otaknya dan semangat berjuangnya. 

Cerita lainnya yaitu ada seseorang yang merantau tanpa uang. Dia hanya makan dari belas kasih orang. Makan dari jualan tenaganya. ikut orang menjadi tukang bersih rumah, tukang kebun. Karena dia rajin, ada seseorang yang memasukkan dia ke pekerjaan yang lebih baik dan beliau bisa menyekolahkan anak2nya sampai kuliah semua dan memberikan privilage ke anak-anaknya.

Privilage itu penting, tetapi jangan sampai itu mengurangi semangat berjuang dan  jangan meremehkan orang yang punya privilage dan sharing ilmunya. Tetap berjuang dan memberikan yang terbaik. Tetap semangat dan jangan lupa berdoa. Sukses itu keinginan, tetapi memanfaatkan waktu terbaik untuk  mencari ilmu dan berusaha dengan memasukkan unsur ibadah karena tanggung jawab kita kepada Allah, itu kewajiban kita. 




#privilagepenting

#privilagetidakpenting
#usahadarinol
#menyikapiprivilage
#privilagekeluarga




 

HAPPY MOMMY STORIES Template by Ipietoon Cute Blog Design