Mendengar anak saya berkata " Ma, aku sudah berusaha. I've done my best. Tetapi, nilaiku nggak bagus " dengan tatapan mata yang sedih, tetap dimarahi karena malas, karena dianggap tidak bisa. Padahal, coba dengarkan dari sisinya. Terkadang kita sebagai ortu meminta anak sempura, padahal kita hanya memberi mereka makan, minum, vaksin, rumah dan baju saja. Hati mereka kita jarang memahami. Padahal anak tidak minta dilahirkan, kita yang berdoa agar mereka lahir. Tidak ingatkah saat kita berdoa dimalam hari meminta agar diberikan keturunan, tidak ingatkan ibadah kita , doa kita ihtiyar kita demi anak yang berdiri didepan kita dan kita tidak mendengarkan keluh kesahnya.
Ayo ibu, bapak, memang anak salah, tetapi apakah kita sudah jadi ortu yang baik. Jangan - jangan kita yang terlalu menuntut hak tetapi belum sepenuhnya memberikan kewajiban kita sebagai orang tua. Atau malah menyalahkan karena kok diberikan anak yang begini. Ini malah yang tidak baik, anak tidak bisa memilih. Semua yang dipilihkan Allah itu yang terbaik. Mungkin kita yang ihtiyarnya kurang.
Kalau anak usia sekolah, ajak mereka bicara. Berikan kurikulum yang disepakati orang tua dan hasil yang diinginkan. Sesuaikan dengan kemampuan anak. EValuasi berkala juga. Mirip seperti HRD di perusahaan. Kalau di perusahaan ada coaching, kitalah yang mengcoaching anak kita. Pakai metode yang ada, evaluasi performance nya. Kembangkan dan tingkatkan kemampuannya. Kita adalah manajer HRD dan anak adalah pegawai kita. Jadikan kita ortu yang dipecaya, yang mengayomi. Jadikan anak kita percaya dengan kita, jangan minta hak dulu, perbaiki cara kita dulu, perbaiki diri kita dulu.
Kita memang terkadang terjebak dengan kesalahan pengasuhan masa lalu, tetapi lihat anak kita. Apakah kita tidak ingin menjadikan dia anak yang sempurna. Anak yang lebih baik dari ortunya. Apakah kita akan diam saja menjalani tanpa ilmu dan menganggap semua takdir. Ubahlah yang salah, mulai dari dirimu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar