Yang dulu juara kelas, sekarang jadi apa?? sering nggak sih denger ini. Eh ternyata yang juara kelas jualan aja, g punya rumah dan mobil. dianggap hidupnya susah. Eh yang dulunya nggak pernah masuk kelas, sengannya nongkrong, sekarang jadi pejabat dan punya rumah dan mobil mewah. Jadilah anak2 yang tidak rajin ini yang dibanggakan dan yang rajin menjadi terhina, sehingga dijadikan testimoni. Si A ini lo dulu juara 1, sekarang dia dirumah aja. Ini dibawa kemana mana dan digaungkan ke seluruh alumni. Dia yang malas malah jadi pejabat. Semua menertawakan dan menganggap sukses itu tidak perlu rajin dan pintar.
Mereka lupa soal ahirat. Soal apa yang km gunakan di masa mudamu, atas usiamu. Kalau kamu malas, walau sekarang sukses, jangan lupa, sebelumnya akan diperhitungkan juga. Rajin itu adalah keharusan karena tanggung jawab ahirat agar kita memaksimalkan waktu di dunia untuk menuntut ilmu. Tetapi, manusia hanya melihat hasil ahir, melupakan proses yang merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Mendewakan uang, jabatan tetapi melupakan proses yang panjang.
Mereka juga lupa, anak - anak mereka juga diminta nilainya bagus, diminta sekolah dan diminta berprestasi. Tidak diperbolehkan untuk nongkrong dan malas - malasan seperti orang tuanya dulu. Apa tidak malu dengan perkataan yang tidak sejalan dengan kenyataan.
Kalau kamu rajin saja belum tentu sukses, apalagi yang malas. Dirimu sendiri juga takut kan sekarang kalau kesuksesan itu tiba2 hilang karena rasa malas yang ada dulu saat sekolah, muncul kembali? karena rajin itu kebiasaan yang akan terbawa walau orang lain mengatakan dirimu "tidak sukses" termasuk mindset dan adab apalagi yang terbentuk dari kecil, tidak akan hilang.
Jangan pernah menghina seseorang karena kau lihat dari sisi dunia. Karena proses itu juga bernilai. Budaya dan adab baik yang terbentuk, tidak akan menghilang. Hal baik akan terus tertanam. Hal buruk bisa saja muncul kembali kalau kebaikan dan taubat tidak terus menerus. Jangan pernah menyalahkan takdir, jangan mencaci hanya karena orang lain itu baik dan bernasib buruk dari sisimu. Jangan pernah meremehkan ihtiyar, walau yang kau lihat hanya hasil dunia.
Tetaplah berbuat baik, karena hal baik akan tetap ada dan akan menjadi tabungan ahirat. Janganlah menghina orang dengan menjadikan testimoni dan bahan lucu2an atas nama kesuksesan. Jangan senang menghina orang atas nama baper. Adab itu penting dibandingkan pencapaian duniamu. Ingat dunia itu sementara dan ahirat itu nyata.
0 komentar:
Posting Komentar