10 Tahun pernikahan, 10 Tahun melewati susah senang bersama, 10 tahun menjalani kisah berkeluarga. Salah satu yang membuat kita tangguh, beberapa pasangan juga dalam menghadapi rumah tangga, mudah2an selamanya sampai maut memisahkan, yaitu KOMITMEN AWAL. Iya, komitmen sebelum berumah tangga. Saya dan suami membicarakan banyak hal sebelum memutuskan apa kita lanjut, apa kita memang cocok atau memang tidak. Sepertinya agak heran, membicarakan hal yang tidak pasti, jalanin aja, nanti juga ada jalannya. Iya, terkadang kita saking bahagianya mengatakan begitu, tetapi namanya resiko akan selalu ada, alangkah baiknya kita meminimalkan resiko, bukan karena kita lebih takut resiko dunia dan tidak percaya kekuatan Allah, tetapi ini adalah salah satu ihtiyar, ihtiyar maksimal kita dalam membentuk keluarga.
Komitmen dan apa saja yang dibicarakan di awal pernikahan sebelum memutuskan ke langkah selanjutnya di kehidupan pernikahan saya dan suami? ini daftar pertanyaan dan diskusi sebelum kami memutuskan untuk melangkah. Setiap pasangan punya daftar masing2 ya, disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi. Yang pasti, dalam diskusi ini wajib jujur dan diskusi dengan kepala dingin demi kebaikan bersama.
1. Apa ada tanggungan dalam hidup? Misal membayar sekolah saudara, mencukupi kebutuhan orangtua, berapa jumlahnya dan darimana sumber buat mencukupi itu? Jawaban sesuai dengan kebutuhan masing2 ya. Yang pasti adalah komitmen dari jawaban ini dan apakah ada kesepakatan, misal suami tidak mau mencukupi kebutuhan saudara istri, jadi istri cari nafkah sendiri atau semua ditanggung suami dan bagaimana detailnya dibicarakan. Apa jawaban saya dan suami, itu tetap jadi rahasia dan hanya saya dan suami yang mengerti, selama ini tidak ada masalah.
2. Apakah akan ada perjanjian pisah harta? Harta apa saja yang dimiliki? karena kalau tidak ada pisah harta, saat ada hal2 yang tidak diinginkan seperti perceraian, harta akan dimiliki bersama dan dibagi dua. Semua list harta diberikan dan diputuskan mau dibagi atau tidak.
3. Siapa yang menjadi guru agama masing2? dan bagaimana saat setelah menikah, akan merujuk kemana saat ada masalah dan belajar agama? ini penting, karena teman saya bermasalah disini. Gurunya masing2, komitmen awal, suami ikut guru istri, tetapi setelah menikah, suami tetap dengan gurunya, ini masalah di komitmen. Walau nampak sederhana, tetapi bisa menjadi masalah.
4. Bagaimana cara mengasuh anak? siapa rujukan dalam pengasuhan anak? kalau ada psikolog/pemuka agama, siapa yang dijadikan rujukan? ini juga penting untuk menentukan visi misi keluarga dan saat ada masalah dengan anak, rujukan bersama ini penting agar mempercepat penyelesaian masalah. Apakah suami ikut belajar atau suami hanya pengambil keputusan, istri yang belajar dan sharing bersama?
5. Bagaimana dengan urusan bersih2 / domestik rumah? Apakah memakai pembantu, pembantu yang balik hari atau yang menginap dirumah? atau tidak pakai pembantu dan dikerjakan bersama? Saya awalnya pakai pembantu dan saya juga suami full bekerja. Tetapi, ahirnya saya bekerja part time dan kerjaan domestik dikerjakan bersama.
6. Siapa yang memegang uang? apakah istri atau suami atau ada pembagiannya dan bagaimana pembagiannya? Karena saya memang gbsa pegang uang, jadi suami yang memegang tetapi saya mengetahui transaksi rekening suami.
7. Bagaimana kalau sudah lama menikah dan belum punya anak? Langkah apa saja yang dilakukan dan apa saja yang harus dilewati dan bagaimana kita bisa melewatinya? Ini panjang, diskusinya bisa detail mulai dari biaya, dokter, rencana A sampai Z.
8. Apakah ada penyakit bawaan? Apakah itu menurun ke keturunan? Apa perlu checkup rutin agar sama2 mengetahui? Kalau ternyata ada sakit bawaan, apa yang akan dilakukan? ini menyangkut biaya dan kepercaayaan. Kalau kita jujur diawal,insyaAllah tidak akan ada masalah berarti walau ini terkadang bikin rame karena seakan2 kok cinta aja pakai tanya macam2 seperti tidak mau berkorban, tetapi inilah salah satu cara mengurangi resiko saat berumah tangga.
9. Apakah punya musuh/orang yang tidak suka/ mantan/pacar/istri? dan apa yang sudah dilakukan? apakah masih meneror lagi jika sudah cerai/putus? ini penting juga dan perlu kejujuran. Kalau ada musuh tiba2 meneror tetapi kita tidak tahu, akan panjang urusannya apalagi menikah dengan suami orang. Ini saya tanya ke teman2 suami, tanya ke teman2 saya apakah suami saya ini orangnya memang tidak aneh2.
10. Bagaimana mencukupi kebutuhan sehari2? apakah perlu asuransi? Investasi? apa saja yang dilakukan atau pekerjaan apa saja yang dilakukan untuk mencukupi. Apakah istri juga terlibat dalam pemenuhan kebutuhan atau tidak.
11. Apa yang ingin dicapai dalam 5 - 10 tahun kedepan? Secara individu dan keluarga? ini akan menjadikan visi misi keluarga dan prinsip agar kita tidak meributkan hal2 kecil yang bukan prinsip.
12. Apakah istri boleh bekerja? Sampai kapan boleh bekerja? Apakah harus menjadi ibu rumah tangga ? Kalau boleh bekerja, bekerja yang bagaimana untuk istri? Ini penting didiskusikan bersama.
13. Dimana kita akan tinggal? Apakah mengontrak, dirumah sendiri, tinggal dirumah ortu istri atau di ortu suami? Apakah selamanya atau ada jangka waktunya?
14. Bagaimana kalau ada masalah dengan keluarga istri atau suami? Bagaimana istri/suami mendukung satu sama lain? dan apakah ada rujukan orang ketiga yang ditunjuk untuk berdiskusi?
15. Kegiatan apa saja yang boleh dilakukan setelah menikah? Apakah bertemu dengan teman diperbolehkan, kalau iya dengan siapa, bagaimana intensitas bertemu dan cara bertemu yang disepakati bersama juga jam maksimal pulang saat berkumpul dengan teman atau me time diluar rumah. Suami saya minta waktu untuk olahraga seminggu sekali. saya minta waktu untuk berkumpul dengan teman2 wanita saya yang suami kenal.
16. Kalau melahirkan, apa normal/cesar, di dokter mana, atau kapan harus normal dan kapan harus cesar? ini penting agar tidak terjadi masalah kedepannya.
17. Ingin punya anak berapa? Bagaimana kalau ditengah2 istri ingin tidak punya anak lagi? Apa yang akan dilakukan? hamil dan melahirkan itu perjuangan, setiap orang punya kemampuan masing2, bagaimana mengatasi masalah ini agar ada jalan keluar, semua dimulai dari komitmen awal pernikahan.
18. Bagaimana saat marah? Apa yang dilakukan saat emosi dan marah? ini penting untuk menghindarkan dari KDRT selain juga harus mengetahui dan cek kepribadian masing2 dari teman dekat dan keluarganya.
Setelah semua pertanyaan dijawab, semua diskusi dilakukan, panjang ceritanya ini sampai menemukan KOMITMEN AWAL yang disepakati bersama, dengan ribut dan diskusi kecil didalamnya, barulah memutuskan apakah lanjut atau tidak.
Setelah itu, visi misi keluarga dibentuk. Kita akan jadi keluarga seperti apa. Kalau gen halilintar, akan membuat keluarga sebagai pengusaha yang bertakwa, setiap keluarga bisa punya visi misi keluarga masing - masing sesuai mimpi, bakat dan cita2 bersama yang ingin diwujudkan. Saya dan suami ingin menjadikan keluarga Cendekiawan Muslim, dimana kita fokus ke sains dan agama sebagai tonggaknya. Saat punya anak, kurikulum apa yang diberikan, siapa rujukan bertanya soal anak dan keluarga jika terjadi masalah.
Apakah itu semua menjamin, semua aman dan tidak ada masalah? Tidak juga, kadang juga di pertengahan, komitmen itu juga diupdate, ada juga yang dilanggar, tetapi kembali lagi ke rujukan siapa yang dijadikan orang ketiga jika ada masalah, dan yang penting lagi, semua wajib diskusi dengan kepala dingin dan punya cara yang disepakati bersama jika sedang emosi.
Saya dan suami senyum2 aja kita bahas ini, tetapi inilah salah satu hal yang membuat hubungan menjadi adem walau masalah akan tetap ada. Nantinya, pertanyaan2 akan ada, selama diskusi dilakukan, InsyaAllah semua akan menemukan jawabannya.
Setiap tips tidak 100% tokcer, tetapi bisa memimalkan masalah, kembali menghadapi kehidupan pernikahan dengan kepala dingin. Ingat tujuan dan niat dalam membangun hubungan pernikahan. kembali ke komitmen dan tujuan awal bersama.
#komitmenrumahtangga
#komitmensebelummenikah
#tipsrumahtangga
#tipspernikahan
#tipssebelummenikah
#komitmenmenikah
#rumahtangga