Artikel ini aq tulis krn beberapa teman ada yang mengalami kejadian waktu hamil kata dokter gpp ternyata terjadi hal yang tidak diinginkan walaupun janin tetap bisa dipertahankan. beberapa diantararanya :
1. Si A kontrol rutin dengan dokter yang sudah ahli dan berpengalaman. awal diberitau makanan dan minuman apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Si A ini memiliki penyakit migren sehingga banyak aturan yang diberlakukan selama kehamilan. Setiap bulan kontrol dan tidak ada masalah. Pada saat bulan ke 5 si A merasa badannya gemuk dan membesar tetapi perutnya tidak ikut membesar dan masih tidak terlalu terlihat. kontrol ke dokter yang sama dikatakan tidak ada masalah. Setelah masuk bulan ke 7, si A merasa bayinya geraknya kurang dan kontrol ke dokter , dilihat USG 2 dimensi tidak ada masalah, tetapi si A merasa tidak yakin dan dokter juga ragu, ahirnya dilihat 4dimensi dan didapatkan plasenta kecil sehingga aliran makanan tidak lancar, karena dikawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, maka langsung disesar. setelah sesar, bayinya memiliki katup jantung yang belum sempurna dan harus diberikan bantuan selain itu juga ada kelainan pencernaan.
Setelah ditelusuri ternyata si A sering mengkonsumsi junk food walaupun apakah ini karena pola makan si A ataukah bawaan bayi. tetapi pertanyaannya, mengapa tidak diketahui lebih dulu bahwa plasenta bermasalah saat bayi masih dikandungan?
2. Si B kontrol tidak rutin dan berganti 3 dokter. makanan diatur. semua berjalan sempurna dan masih kontrol di 1 dokter. pada usia 7 bulan si B USG 4 dimensi tanpa screening di dokter yang berbeda ternyata si B placenta previa dan diharuskan sesar dan istirahat krn plasenta diatas kepala bayi dan posisinya menutupi jalan lahir. si B tetap beraktifitas biasa dan tidak terjadi apa2, sampai bulan ke 8 memutuskan untuk kontrol ke dokter ketiga karena rumah sakit rujukannya dekat. Kontrol rutin tetap dilakukan sampai HPL tiba dan dokter tetap bilang tidak ada masalah. sampai ke minggu 42 akhir, si B mulai khawatir dan ahirnya USG lagi 4dmensi ke dokter kedua ternyata air ketuban sudah keruh dan hampir habis. si B merasakan gerakan bayinya kencang sekali dan sangat banyak, awalnya dirasakan lincah, krn kawatir maka di usg padahal di dokter ketiga di rumah sakit rujukannya 1 hari sebelumnya dokter bilang ketuban tidak ada masalah dan ditunggu 2 hari lagi kl tidak ada kontraksi, maka akan disesar.
si B memang berpindah 3 dokter yang berbeda dan kurang peka dengan gerakan bayi, dianggap bayi dengan gerapan banyak berarti tidak masalah dan saat memasuki minggu ke 40 kontrol tidak rutin setiap 2 hari sekali. cuek memang si B ini. tetapi pertanyaaannya pada satu hari sebelum sesar ke dokter ke 3 kenapa tdk dikatakan kl ketuban sudah sedikit atau ada masalah ?
3. si C kejadiannya lucu, dokter bilang anaknya cewek sudah berkali2 sampai hampir minggu mau lahiran ternyata anaknya cowok. dan HPL yang diperkirakan dokter lewat 1 bulan dan ternyata perhitungan HPL dari dokter dengan HPL manual benar yang manual. si C kontrol rutin ke 1 dokter yang dekat rumah.
Pertanyaannya, kenapa bisa HPL beda dan dokter pada saat lewat HPL juga tidak menyarankan sesar?
yapp..kesemuanya pengalaman dari teman2 yang disini saya tidak menyalahkan siapa2 tetapi juga kita sebagai ibu tidak bisa membiarkan saja naluri dan feeling terhadap bayi jika terjadi hal2 yang tidak seharusnya. ada juga ibu yang cuek dan tidak kontrol rutin tetapi kelahiran lancar. Alhamdulillah jika itu terjadi, tetapi mencegah tetap lebih baik. oleh sebab itu sebisa mungkin menghindari dengan cara :
1. Periksakan rutin kehamilan
hal ini untuk memeriksa kehamilan dan memberikan kepada dokter nantinya menjadi rujukan jika proses melahirkan di rumah sakit atau dengan dokter yang berbeda. dengan rutin periksa maka proses awal kehamilan, obat yang diberikan dan diagnosa bisa diketahui.
2. Pada saat trisemester ke 3 usahakan ke 1 dokter saja yang rutin
Hal ini untuk memudahkan dokter menangani pasien krn mengetahui rekam jejak sebelum kelahiran dan percaya atau tidak, dokter dan pasien sudah ada pendekatan sehingga lebih relax saat mau melahirkan. ( itu kl saya, ademm liat dokternya) heee...
3. Jika ragu, boleh memilihi dokter lain untuk 2nd oppinion
Hal ini dikarenakan mungkin pengalaman antara dokter satu dengan lainnya berbeda dan alat yangdimiliki juga berbeda sehingga hasil diagnosa bisa berbeda.
4. Lakukan USG 4 dimensi diutamakan yang screening
Perlu atau tidak, hal ini bisa mencegah terjadinya hal2 yang tidak diinginkan krn mgkn dokter membaca hasil dari alat yang diberikan rumah sakit yang terkadang seadanya dan tidak update sehingga hasilnya tidak maksimal bukan berarti dokternya jelek atau tidak berpengalaman. dengan adanya kesadaran untuk USG 4 dimensi diharapkan kejadian atau hal2 yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.Mahal memang, tetapi untuk bayi tercinta memang harus dilakukan.
5. Pilihlah dokter yang tepat dg referensi dan terpercaya
umumnya orang2 memilih dokter yang banyak digunakan, sudah senior, pro normal. hal ini krn mereka sudah banyak makan asam garam praktek sehingga diharapkan akan mendapatkan masukan yang berguna bagi ibu hamil. kl suami saya sampai tanya dokternya lulusan mana dan umurnya berapa, apa bapaknya dl juga dokter..waakakkakakaka....gak pentinggg..ahirnya yang dicari deket dari rumah dan gak antri banyak, bisa ditelpon dan pro normal.heeeee
6. Aktif mengikuti forum kehamilan dan banyak browsing di internet mencari artikel mengenai kehamilan
Hal ini selain membuat ibu hamil menjadi tenang krn mgkn banyak yang mengalami hal serupa. selain itu juga menjadi bahan pertanyaan ke dokter jika konsultasi sehingga tidak hanya mengandalkan masukan dari dokter tetapi juga aktif mencari informasi.
Semoga membantu dan dpat bermanfaat..
Terima Kasih
1. Si A kontrol rutin dengan dokter yang sudah ahli dan berpengalaman. awal diberitau makanan dan minuman apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Si A ini memiliki penyakit migren sehingga banyak aturan yang diberlakukan selama kehamilan. Setiap bulan kontrol dan tidak ada masalah. Pada saat bulan ke 5 si A merasa badannya gemuk dan membesar tetapi perutnya tidak ikut membesar dan masih tidak terlalu terlihat. kontrol ke dokter yang sama dikatakan tidak ada masalah. Setelah masuk bulan ke 7, si A merasa bayinya geraknya kurang dan kontrol ke dokter , dilihat USG 2 dimensi tidak ada masalah, tetapi si A merasa tidak yakin dan dokter juga ragu, ahirnya dilihat 4dimensi dan didapatkan plasenta kecil sehingga aliran makanan tidak lancar, karena dikawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan, maka langsung disesar. setelah sesar, bayinya memiliki katup jantung yang belum sempurna dan harus diberikan bantuan selain itu juga ada kelainan pencernaan.
Setelah ditelusuri ternyata si A sering mengkonsumsi junk food walaupun apakah ini karena pola makan si A ataukah bawaan bayi. tetapi pertanyaannya, mengapa tidak diketahui lebih dulu bahwa plasenta bermasalah saat bayi masih dikandungan?
2. Si B kontrol tidak rutin dan berganti 3 dokter. makanan diatur. semua berjalan sempurna dan masih kontrol di 1 dokter. pada usia 7 bulan si B USG 4 dimensi tanpa screening di dokter yang berbeda ternyata si B placenta previa dan diharuskan sesar dan istirahat krn plasenta diatas kepala bayi dan posisinya menutupi jalan lahir. si B tetap beraktifitas biasa dan tidak terjadi apa2, sampai bulan ke 8 memutuskan untuk kontrol ke dokter ketiga karena rumah sakit rujukannya dekat. Kontrol rutin tetap dilakukan sampai HPL tiba dan dokter tetap bilang tidak ada masalah. sampai ke minggu 42 akhir, si B mulai khawatir dan ahirnya USG lagi 4dmensi ke dokter kedua ternyata air ketuban sudah keruh dan hampir habis. si B merasakan gerakan bayinya kencang sekali dan sangat banyak, awalnya dirasakan lincah, krn kawatir maka di usg padahal di dokter ketiga di rumah sakit rujukannya 1 hari sebelumnya dokter bilang ketuban tidak ada masalah dan ditunggu 2 hari lagi kl tidak ada kontraksi, maka akan disesar.
si B memang berpindah 3 dokter yang berbeda dan kurang peka dengan gerakan bayi, dianggap bayi dengan gerapan banyak berarti tidak masalah dan saat memasuki minggu ke 40 kontrol tidak rutin setiap 2 hari sekali. cuek memang si B ini. tetapi pertanyaaannya pada satu hari sebelum sesar ke dokter ke 3 kenapa tdk dikatakan kl ketuban sudah sedikit atau ada masalah ?
3. si C kejadiannya lucu, dokter bilang anaknya cewek sudah berkali2 sampai hampir minggu mau lahiran ternyata anaknya cowok. dan HPL yang diperkirakan dokter lewat 1 bulan dan ternyata perhitungan HPL dari dokter dengan HPL manual benar yang manual. si C kontrol rutin ke 1 dokter yang dekat rumah.
Pertanyaannya, kenapa bisa HPL beda dan dokter pada saat lewat HPL juga tidak menyarankan sesar?
yapp..kesemuanya pengalaman dari teman2 yang disini saya tidak menyalahkan siapa2 tetapi juga kita sebagai ibu tidak bisa membiarkan saja naluri dan feeling terhadap bayi jika terjadi hal2 yang tidak seharusnya. ada juga ibu yang cuek dan tidak kontrol rutin tetapi kelahiran lancar. Alhamdulillah jika itu terjadi, tetapi mencegah tetap lebih baik. oleh sebab itu sebisa mungkin menghindari dengan cara :
1. Periksakan rutin kehamilan
hal ini untuk memeriksa kehamilan dan memberikan kepada dokter nantinya menjadi rujukan jika proses melahirkan di rumah sakit atau dengan dokter yang berbeda. dengan rutin periksa maka proses awal kehamilan, obat yang diberikan dan diagnosa bisa diketahui.
2. Pada saat trisemester ke 3 usahakan ke 1 dokter saja yang rutin
Hal ini untuk memudahkan dokter menangani pasien krn mengetahui rekam jejak sebelum kelahiran dan percaya atau tidak, dokter dan pasien sudah ada pendekatan sehingga lebih relax saat mau melahirkan. ( itu kl saya, ademm liat dokternya) heee...
3. Jika ragu, boleh memilihi dokter lain untuk 2nd oppinion
Hal ini dikarenakan mungkin pengalaman antara dokter satu dengan lainnya berbeda dan alat yangdimiliki juga berbeda sehingga hasil diagnosa bisa berbeda.
4. Lakukan USG 4 dimensi diutamakan yang screening
Perlu atau tidak, hal ini bisa mencegah terjadinya hal2 yang tidak diinginkan krn mgkn dokter membaca hasil dari alat yang diberikan rumah sakit yang terkadang seadanya dan tidak update sehingga hasilnya tidak maksimal bukan berarti dokternya jelek atau tidak berpengalaman. dengan adanya kesadaran untuk USG 4 dimensi diharapkan kejadian atau hal2 yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.Mahal memang, tetapi untuk bayi tercinta memang harus dilakukan.
5. Pilihlah dokter yang tepat dg referensi dan terpercaya
umumnya orang2 memilih dokter yang banyak digunakan, sudah senior, pro normal. hal ini krn mereka sudah banyak makan asam garam praktek sehingga diharapkan akan mendapatkan masukan yang berguna bagi ibu hamil. kl suami saya sampai tanya dokternya lulusan mana dan umurnya berapa, apa bapaknya dl juga dokter..waakakkakakaka....gak pentinggg..ahirnya yang dicari deket dari rumah dan gak antri banyak, bisa ditelpon dan pro normal.heeeee
6. Aktif mengikuti forum kehamilan dan banyak browsing di internet mencari artikel mengenai kehamilan
Hal ini selain membuat ibu hamil menjadi tenang krn mgkn banyak yang mengalami hal serupa. selain itu juga menjadi bahan pertanyaan ke dokter jika konsultasi sehingga tidak hanya mengandalkan masukan dari dokter tetapi juga aktif mencari informasi.
Semoga membantu dan dpat bermanfaat..
Terima Kasih
0 komentar:
Posting Komentar