Beberapa bulan ini saya mengikuti salah satu public figure, Atta Halilintar. Mengapa saya ikuti ada di blog saya sebelumnya. Selain karena sebelumnya sudah sedikit mendapat info soal Orang Tua ( Bu Gen dan Pak Halilintar ) dan juga Saat Ustadz Hari Santosa menerbitkan buku Fitrah Based Life, Keluarga Halilintar merupakan salah satu contoh keluarga yang memiliki visi misi keluarga. Atta Merupakan contoh konkrit dari Orangtua yang sudah menjadi salah satu contoh keluarga dalam HomeSchooling dan Fitrah Based Life. Maka dari itu, saya ikuti bagaimana ini hasil nyata dari didikan keluarga yang menjadi contoh di beberapa komunitas.
Tidak hanya Atta Halilintar, bapak gubernur Anies Baswedan dan Pak Menteri Sandiaga Uno juga menjadi salah satu contoh public figure yang saya ikuti. Mereka memiliki keluarga yang tanguh juga orang tua yang termasuk dicontoh cara mendidiknya. Adab, skill dan kompetensi melekat pada kedua tokoh tersebut.
Mereka semua adalah public figure. Entah hanya di Indonesia atau memang diseluruh dunia, orang tertentu atau semua orang public figure, public figure seakan2 diminta selalu benar dan kesalahannya dianggap fatal. Betapa mental harus kuat dan punya tim pendukung yang handal termasuk keluarga, saudara, karyawan dan mentor / guru. Menjadi public figure yang selalu disorot sangat tidak mudah. Banyak uang, tetapi selalu disorot kamera, kalau saya sudah perlu treatment dan dukungan penuh apalagi saya orangnya agak baper an.
Dari netizen entah itu yang berkomentar positif, kritik membangun atau hanya nyinyir tidak jelas, ada beberapa hal yang saya jadikan pelajaran :
Siapa saja yang harus kita yakinkan, kita harus punya. Seperti keluarga dan mentor. Saat mereka menyetujui apa yang dikatakan netizen, bisajadi kita harus introspeksi. Kalau mereka tidak setuju, lanjutkan saja apa yang kamu lakukan.
Tidak dipungkiri kritik membangun itu bisa saja ada dari netizen. Itu juga pentingnya memilah milih mana yang harus diabaikan dan mana yang harus kita introspeksi diri.
Terkadang komentar itu ada yang menjurus ancaman, ketenangan dan membuat tidak nyaman. Saat ini terjadi, hati - hati itu penting. Soal keselamatan tetap nomor satu. Karena tidak semua orang itu paham soal adab ber sosial media. Jangan abai, tetapi tetap waspada.
Mindset setiap orang itu tidak sama, terkadang kita iri dengan kebahagiaan orang lain karena tidak bisa menjadi seperti public figure tersebut. Tetapi, saat dia menjadi di posisi public figure itu, dia akan merasa nyaman dan lupa dengan komentar yang dia sampaikan dengan alasan tidak mengerti, khilaf dan hanya iseng. Oleh karena itu, komentar begini dibiarkan saja.
Sebagai public figure, kalau terlalu dimasukkan hati kata - kata netizen, ahirnya akan mempengaruhi mental kalau tidak kuat. Sehingga, lebih baik tidak melihat sementara dan berada pada dunia nyata dengan hal produktif yang dikerjakan dan berkomunikasi dengan orang di dunia nyata. Perbaiki hubungan dengan keluarga, saudara dan mentor agar bisa lebih maju.
Kita tidak memungkiri, terkadang di dunia nyata saja kita tidak sadar kalau berbuat salah, apalagi di sosmed yang orang bisa melihat dari sisi yang berbeda. Tetapi, jika kita terus berbuat baik dan memotivasi, insyaAllah salah satu jalan amal sholeh. Public figure memiliki banyak follower dan koneksi, sehinga saat ada orang yang terinspirasi, hal itu akan menjadi amal bagi public figure itu. Kita perlu public figure yang menginspirasi sehingga akan ada banyak orang yang menjadi lebih baik.
Pandangan mata setiap orang itu berbeda dalam melihat suatu keadaan. Ada yang biasa saja, ada yang iri padahal kita tidak bermaksud demikian. Bentengi diri kita dengan ibadah, dzikir dan mendekat ke Allah. Usahakan yang melihat juga mengucapkan MasyaAllah dan bersihkan hati dalam melihat suatu postingan. Semakin banyak dikenal orang, semakin banyak mata melihat dan ahirnya semakin banyak asumsi dari banyak orang.
Jawab nyinyiran dengan hal yang jelas dan produktif. Tunjukkan bahwa dengan nyinyiran itu, menjadikan semangat berjuang lebih baik. Semakin bersyukur dengan keadaan, semakin mendekat ke Allah dan belajar lebih giat, menghasilkan karya lebih banyak.
0 komentar:
Posting Komentar